Di balik senyum manis dan canda tawa
terselip berjuta rasa luka kecewa yang sungkan untuk kita ungkapkan
kepada orang, dengan satu alasan bahwa kita mampu bertahan. Entah
pertahanan seperti apapun akan kita upayakan untuk mencapai puncak
kemenangan. Meskipun, esensinya hidup adalah masalah, apakah itu berarti
kita pasrah dan menyerah dengan masalah itu dan dengan tegas menyatakan
bahwa ini adalah takdir Tuhan? Percaya pada takdir atau ketentuan Allah
itu perlu dan bukan berarti kita menyalahkan aturan main-Nya.
Coba kita ingat sejenak…
Betapa besar nikmat yang sudah kita
rasakan dan pastilah tidak ada kesanggupan bagi kita untuk melakukan
perhitungan akan nikmat yang sudah diberikan. Yang patut kita lakukan
sekarang adalah menjalankan perintah-Nya sebagai wujud syukur kita atas
kasih sayang-Nya yang luar biasa nan sempurna.
Dia selalu ada di saat kita merana tak
berdaya, memberikan arahan agar kita memperoleh jalan kebenaran dan
jalan keluar saat kita dihadang pada suatu permasalahan. Pemberi
pertolongan pertama saat kita mengalami cidera. Entah hati ataupun fisik
ini dan Dia pula yang selalu memberikan kekuatan saat kita benar-benar
merasa kesakitan dengan tuntutan hidup yang selalu mengedepankan
kesempurnaan.
Ketika masalah itu diberikan seakan
terasa berat dan menyulitkan. Teriakan dari perasaan yang terkadang
berbenturan dengan pikiran dan keadaan membuat kita sadar betapa
pentingnya masalah ini untuk segera diselesaikan.
Roda kehidupan memang selalu berputar
dan perputarannya tak selalu sama dengan harapan. Tapi Tuhan memiliki
perencanaan yang lebih indah untuk kebaikan hamba-Nya. Karena Tuhan
telah berjanji, tidak akan memberi cobaan melebihi batas kemampuan
umat-Nya. Keyakinan, doa dan usaha adalah modal utama untuk
penyelesaiannya.
Kesedihan, kesulitan, dan kebahagiaan
selalu berjalan beriringan dengan dibumbui berbagai rintangan dan
kegundahan hati yang sering mengisyaratkan diri untuk berhenti.
Manthap
BalasHapus:D
BalasHapusMantap apanya, di baca juga enggak